$results={3}

Review Koe No Katachi : Pedihnya Nasib Seorang Pembully

Jadi Pembully atau perundung itu tidak cool! Sekali kamu berbuat maka ingatlah sanksi sosial yang akan kamu hadapi ke depannya. Well, dibanding sanksi berupa hukuman tidak membuat semua perundung itu jadi insaf, tapi sanksi sosial jauh lebih terasa efeknya.

Tindakan perundungan atau pembullyan ada dalam 2 bentuk. Yaitu Bully verbal dan Bully Tindakan. Keduanya sama-sama tidak ada bagusnya. Baik bully verbal dan non verbal, menyisakan trauma mendalam bagi si korban. Korban menjadi tidak semangat belajar, tidak percaya diri bahkan depresi. 

Seperti yang dialami oleh Shouko Nishiyama dan Shoya Ishida di film animasi Koe No Katachi yang ditayang pada tahun 2016 ini. Shouko merupakan korban pembullyan dari Shoya Ishida. Dan Shoya Ishida, si anak brokenhome pun akhirnya turut menjadi korban pembullyan dari teman-temannya semasa SD dulu. Dan efek trauma Shoya ternyata lebih besar dari yang dialami oleh Shouko sendiri. Lho kenapa bisa begitu yaa?

Sinopsis Film Animasi Koe No Katachi

Review dan sinopsis film anime Koe no Katachi
Pic : Kompasiana.com

Berikut adalah sinopsis filmnya yang aku simpulkan setelah menontonnya sampai habis. Tapi ini menurut versiku ya gaes ya

Pertemanan Tulus dibalas dengan Perundungan

Shouko Nishiyama adalah  murid pindahan di Sekolah Dasar tempat Shoya Ishida belajar. Shouko mengalami disabilitas kategori tuli. Sadar akan hal itu Shouko mengajak teman-teman barunya untuk berkomunikasi dengannya melalui sebuah buku komunikasi. 

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Awalnya Shoya tidak perduli akan hal itu, karena ia sendiri merupakan anak yang cuek dan agak bandel. Shouko tau memang agak sulit mendapatkan teman, karenanya ia berinisiatif duluan berteman dengan lainnya. Beruntung ada teman yang baik hati Miyoko yang ingin mempelajari bahasa isyarat dan mendampingi Shouko saat belajar.

Namun tidak semua anak perempuan menyukainya, Naoka Ueno dengan terang-terangan tidak menyukainya. Karena ia merasa Shouko diperlakukan dengan sangat baik oleh para guru, tapi tidak dengannya. Tapi sayang sekali teman akrab Shouko sudah pindah sekolah, tanpa kabar sama sekali dan tinggallah Shouko seorang diri tiada teman. 

Sampai suatu saat Shouko memakai alat bantu dengar agar ia jadi lebih nyambung ngobrol bersama teman-teman yang lain. Naoka menarik alat bantu dengarnya dan melempar ke arah Shoya, dan Shoya pun membuangnya. Di lain waktu Shoya juga menarik paksa alat bantu dengar Shouko hingga telinga berdarah. 

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Miki yang juga teman Naoka merasa iba dengannya dan menganggap perbuatan Shoya telah berlebihan. Dan dibenarkan juga dengan teman se-geng Shoya sendiri. Tetapi anehnya mereka masih mau berteman dengan Shoya, duh ironis sekali. Tidak hanya itu saja, Shouko mendapat perlakuan buku catatan komunikasinya dibuang ke kolam, kepalanya disiram dan dilempar pasir, tetapi anehnya Shouko malah meminta maaf dan tetap ingin berteman dengan Shoya.

Suatu ketika, sekolah mendapat laporan bahwa Shoya telah merusakan alat bantu dengar Shouko yang harganya tidak murah dan melakukan pembullyan terhadap Shouko. Shoya menyangkal bahwa tidak hanya ia saja yang melakukan perundungan, tetapi juga teman-teman lain termasuk Naoka. Naoka pun menyangkalnya dan mengatakan itu kesalahan Shoya sendiri. Akhirnya Ibu Shoya turun tangan dengan mengganti Alat bantu dengar Shouko dan memohon maaf sebesar-besarnya.

Akhirnya Shoya menjadi terpojokkan dan ia lambat laun merasakan pembullyan terhadap dirinya. Teman yang dulunya akrab kini jadi berbalik merundungnya. Meja dicoret, disiram air dari atas sampai mereka mengejeknya bahwa ia seorang pembully, yah apa bedanya kelakuan teman-temannya itu dengan kelakuan Shoya, ya kan. Terakhir kali di bangku SD tersebut Shoya bertemu dengan Shouko yang ternyata suka menghapus coretan di meja Shoya. Shoya merasa malu dan gusar akan tindakan Shouko lalu mereka berkelahi.

Perundungan Berujung Penyesalan

Beranjak SMA, Shoya pun menjadi anak yang pendiam, pemalu dan tidak percaya diri. Rupanya ia masih dibayang-bayangi oleh tindakan perundungan yang dilakukan teman-teman SD nya hingga di bangku SMP.

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Setiap kali ia melihat teman sekelasnya , tanda silang ada di setiap wajah teman-temannya. Yang menandai bahwa mereka tidak berani ia tatap dengan baik. Shoya selalu menundukkan wajahnya ke bawah ketika berjalan. Tanpa perlu melihat pun Shoya merasa bahwa teman-temannya itu sedang membicarakan keburukannya.

Shoya sempat ingin bunuh diri akibat depresi yang dihadapinya tapi tindakannya pun urung dia lakukan, karena ia tidak percaya diri untuk melakukannya. Shoya yang telah menyesali perbuatan perundungannya akhirnya berusaha untuk berteman dengan Shouko dan ia mengikuti kursus bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan Shouko. 

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Singkat kata singkat cerita, mereka pun berteman dengan akrab bahkan dengan adik Shouko, Yuzuru yang awalnya menentang kehadiran Shoya. Karena Yuzuru  selalu menjaga Shouko kemana pun agar kakak satu2-nya itu tidak lagi mengalami perundungan yang sama.

Namun, takdir kembali menghubungkan Shoya dengan teman - teman semasa SD-nya. Mulai dari Naoko, Miki, Miyoko dan Kazuki teman yang pernah merundungnya. Perasaan bersalah menghantuinya kembali , teman-teman lamanya juga dikenali dengan tanda silang di wajahnya. Ironisnya Naoko tetap menyalahkan Shouko atas apa yang terjadi dahulu.

 "Kalau saja Shouko tidak pernah sekelas dengan kita, tidak akan begini kejadiannya, dan aku masih berteman denganmu Shoya", ujarnya.

Perundungan yang Membuat Depresi

Rasa penyesalan yang mendalam membekas di hati Shoya. Apa yang telah ia lakukan dulu terhadap Shouko membuatnya malu dan ia ingin memperbaiki kesalahannya dengan mengajaknya berteman. Shoya tumbuh menjadi anak yang kuper, pendiam, tidak percaya diri dan selalu dihantui dengan perundungan. Bagaimana tidak ia mengalaminya dari SD sampai di bangku SMP. Lebih parah dibandingkan lamanya Shouko dirundung waktu itu.

Akibat perlakuan Naoko lah yang membuat Shouko menjadi meminta maaf kepada Shoya. Kalau saja ia tidak ada, tentu pertemanan Shoya, Naoko dan teman-teman SDnya dulu tetap akur sampai sekarang. Shouko sampai nekat untuk bunuh diri demi pertemanan Shoya kembali membaik, itu karena Shouko mulai menyukai Shoya. 

Akibat dari aksi ingin bunuh dirinya, Shoya menjadi terkena imbasnya, jatuh dari gedung apato sampai ia tidak sadar sampai berhari-hari. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, betul kan gaes?? Setelah meminta maaf akibat ulahnya, Shouko pun berjanji untuk menyatukan kembali pertemanan Shoya. Karena ia tahu betul Shoya ingin memiliki teman yang mau menerimanya dan mendukungnya untuk bebas dari perundungan yang telah dialaminya. 

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Menariknya, Shouko tidak dendam sama sekali sama teman-teman Shoya, karena ia merasa senang bahwa mereka pun menjadi temannya juga. Sampai Naoko yang begitu membencinya berhasil diajak berteman oleh Shouko. Malu banget gak tuh si Naoko, dikiranya Shouko nangis akibat ocehah gak pentingnya hahaha!! :D. Asli cuman Naoko aja nih yang buat aq gak suka sama dia, beneran deh ada ya makhluk egois kayak gini, gak pantes ditemenin sih menurutku.

Pic : Tangkapan layar Koe no Katachi

Scene terakhir Shoya yang menangis bahagia terbebas dari trauma bully-nya, membuat aku pun menjadi tak sadar ikut menangis. Huhu sepedih itu kah rasanya penyesalan atas perundungannya? Yah menurut ku tidak semua orang dikasi berkah untuk menyesali perbuatannya ya kan. Malah yang ada tambah bengis dan menjadi sampah masyarakat, seringnya aku lihat sih begitu. 

Pelajaran Penting dari Film Animasi Koe No Katachi

Seperti yang sudah aku ceritain di atas, jadi pembully atau perundung itu gak cool! Kamu akan mendapatkan buah jadi kejadian dari apa yang telah kamu buat, baik secara tunai atau gak langsung. Jadi gak perlu deh kamu capek-capek merundung orang, better kamu koreksi dirimu sendiri kenapa kamu bisa sejahat itu sama temen kamu sendiri.

Sering kali pelaku perundung itu terjadi di usia sekolah, ya karena secara pikiran dan emosi mereka belum matang. Di satu sisi selalu merasa gak puas mengusili orang yang lebih lemah dari dirinya. Merasa ia lebih hebat dibanding yang lain, merasa ia lebih pintar dibanding yang lain , merasa lebih superior dan atau bisa saja di lingkungan keluarga ia tidak mendapatkan kasih sayang.

Di sini aku bisa melihat, bahwa efek psikologis setiap anak berbeda-beda setelah mengalami perundungan. Seperti Shouko yang tidak begitu terlihat traumanya, karena ia memang ingin berteman dengan semua orang. Sedangkan Shoya begitu terlihat traumanya sampai ia tidak berani melihat wajah teman-teman lamanya. Begitu ia teringat lagi dengan masalah perundungan yang Miki ucapkan, ia langsung mual lemas tak berdaya.

Di film animasi ini yang aku tangkap mengapa ibunya Shouko memasukkan ia ke sekolah dasar umum adalah agar Shouko terlihat normal di mata teman-teman sebayanya. Maka untuk itulah sekolah inklusi itu dihadirkan. Sekolah inklusi adalah sekolah yang mendukung proses belajar mengajar siswa disabilitas dan non disabilitas secara matang dan menyeluruh, baik dari fasilitas maupun lingkungan sekitarnya.

Jika siswa non disabilitas atau siapapun termasuk guru melakukan tindakan perundungan terhadap anak disabilitas secara sengaja atau tidak, itu berarti sekolah tersebut belum siap untuk menjadi sekolah inklusi. Oiya aku punya referensi nih tentang bagaimana sekolah inklusi di daerah terpencil, bisa kamu lihat di postingan Sekolah inklusi dan disabilitas ini.

Sampai jumpa di postingan aku selanjutnya ya gaes :)

Koe no Katachi / A Silent Voice

Tahun Rilis : September 2016

Penulis : Reiko Yoshida

Sutradara  : Naoko Yamada

Sumber foto :

Kompasiana dan hasil tangkapan layar


Posting Komentar